Hal-hal sepele membuat kesempurnaan, dan kesempurnaan bukanlah hal sepele

Saturday, December 11, 2010

CATATAN HARIAN (5)

*** Lintasan kelima ***
Pagi ini banyak orang lewat di depanku
semua tergesa-gesa, tak ada tegur sapa disela-selanya
Entah karena apa tiba-tiba mataku menangkap satu bayangan yang butuh pertolongan
Aku bergegas-gegas menghampirinya

seorang bocah kecil terjerembab di jalanan berlumpur
spontan kuangkat dan kubawa pada pancuran
kuberikan kain penghangatku padanya
selama itu sang bocah terus memandangiku
dan setiap kali mata kami beradu
ada bagian batinku yang gelisah
sepertinya sebelum ini antara aku dan dia
telah saling mengenal
tapi aku tak mampu mengingat kapan dan di mana
ketika segalanya telah ok
kami duduk berdampingan, di sebelah kananku

+ Teman engkau sangat baik kepadaku
- Itu bukan kebaikan tapi sebuah kebetulan belaka
+ Engkau tak hanya mengentasku
dari ketakberdayaanku
tapi menghangatkanku dengan satu-satunya barang yang kulihat hanya itu yang kau miliki
- ku tak memiliki apa-apa, barang itu kebetulan saja tak ikutan diinjak-injak
+ Sepertinya engkau satu-satunya orang asing
di tempat ini
Adakah engkau sedang mencari seseorang
atau sesuatu?
- Aku tak layak lagi mencari sesuatu
apalagi seseorang
Aku cuman berjalan karena itu satu-satunya yang masih bisa kubuat
+ Untuk siapakah kau lakukan semua itu?
Untuk hatimu yang membeku?
Untuk pikiranmu yang membiru?
Untuk juwamu yang membatu?
Tak ingin aku menjawab pertanyannya
karena aku merasa bagai di hadapan
sebuah pribadi yang entah dimana sekarang
tapi selalu dan senantiasa menggemakan dengan suara batinnya
hatiku selalu untukmu. Kemanapun engkau ada, aku ada bersamamu
Sang bocah melanjutkan
+ Teman, tak perlu kau risau untuk menjawab
Bangkit dan mulaikah berjalan lagi
tapi jangan untuk mendapatkan sesuatu karena engkau akan kecewa
Bangkit dan berjalanlah terus
Untuk memberi dan berbagi
Di sanalah engkau akan tahu
betapa tak bijaksananya
membekukan hati
membirukan pikiran
membatukan jiwa

Selesai mengatakan itu
Sang bocah menarikku agar aku berdiri
ditaruhnya kepalanya yang mungil di dadaku
kemudian digenggamnya tanganku
dan ia berlalu begitu saja
meninggalkanku dalam keterpanaan hati

Adakah di dunia ini dua pribadi yang sangat serupa?
Cara bocah itu menaruh kepalanya di dadaku
dan menggenggam tanganku
setahuku hanya kamu yang bisa melakukannya
teman, yakinlah pada sebuah janji
tak ada yang sanggup memisahkan aku darimu
kemana engkau melangkah.....
di sisi kananmulah aku berjalan
kemana engkau berada.......
di sana pulalah hati, jiwa dan pikiranku ada

Hai bocah, engkaukah itu???

No comments: