Hal-hal sepele membuat kesempurnaan, dan kesempurnaan bukanlah hal sepele

Thursday, December 23, 2010

KUTUNGGU KAMU (4)

* keempat *
malam semakin larut
dan aku tetap sulit memejamkan mata
sesekali kakiku membawa tubuhku membuka pintu
membuang ngilu di dada
memandang langit yang tetap ditutupi mendung
langit yang rindu datangnya sebuah cerah
seperti hatiku saat ini
menanti terdengarnya alun lirih suaramu
tapi ternyata sia-sia
aku heran
mengapa engkau tak menggunakan pengetahuanmu
bahwa aku membutuhkanmu selalu
selalu itu berarti tak pernah tidak
aku jadi merasa
engkau sengaja melakukan ini semua
atau paling tidak aku boleh berkata
sebenarnya adaku alternatif untukmu

dulu engkau pernah berkata
‘waktunya tinggal sedikit
kuharap engkau mau mengerti’
dan ketika segalanya telah terjadi
dengan enteng engkau bilang
mari kita sekarang saling melatih diri

mungkin benar
-sambil aku menghembuskan nafas kuat-kuat-
aku menjerit dalam keheningan ini:
‘adaku memang alternatif untukmu’

KUTUNGGU KAMU (3)

* ketiga *
jam itu menunjuk pada pergantian hari
aku tetap di sini, masih terjaga
dan benakku terus mengusikku dengan usil
merindukan siapakah engkau?!

Dia yang bermain dalam benakmu
telah tak lagi punya waktu untukmu
dia yang namanya kau ucap di setiap tarikan nafasmu
telah berselingkuh erat
dengan ketergesaan dan keterburuan
dia yang kepadanya engkau menyandarkan hatimu
sedang mabuk kepayang
dengan kerisauan hatinya sendiri
jika engkau tetap nekad merindukannya,
sebenarnya engkau merindukan apa?!

Jalanmu tak lagi menjadi jalannya
harimu tak lagi menjadi harinya
kerinduanmu telah terbawa angin
sejak siang memaksanya melambaikan tangan