Hal-hal sepele membuat kesempurnaan, dan kesempurnaan bukanlah hal sepele

Thursday, May 19, 2011

MENGEPAKKAN SAYAP

camar itu kini melesat terbang
ia meninggalkan kampung halamannya
meninggalkan komunitasnya
yang berusaha menjadikan dirinya
seperti yang dikehendaki
seperti yang dipikirkan
seperti yang diteorikan
seperti yang diprogramkan
yang berusaha menjadikan dirinya
bagaikan barang miliknya

mengiringi kepergiannya
sebagian dari mereka
mengumpat dengan aneka cacian
‘tak tahu diri. tak tahu balas budi’
sebagian menyumpah dengan penuh kejengkelan
‘percuma engkau sekian lama bersama kami’
sebagian membuai dengan kata sok empati
‘aduh, mengapa bisa begini?
bukankah engkau sungguh luar biasa?’
sebagian diam dalam ketidakmengertian
sebagian tak merasakan apa-apa
dingin
membeku

camar itu kini mengembangkan kedua sayapnya
ia melesat terbang menembus birunya cakrawala
mengejar mimpi-mimpinya
memperjuangkan pengharapannya
ia terbang sambil menyakini
bahwa apa yang selama ini
dilihat dan dikatakan orang kepadanya
bukanlah sesuatu yang mutlak dan pasti
itu masih sebuah proses menjadi
bahwa segalanya boleh mati
kecuali keyakinan untuk berani berharap
ia terbang untuk menemukan Allahnya
Allah yang membuatnya
sekalipun ada kecemasan yang dibalut kepedihan
tetap mampu berani menatap terus ke depan.
menunggu itu tetap tanda dari sebuah cinta
dan belum berubah

memberi tanpa sombong

Mana yang lebih baik,
memberi atau menerima?
Pasti jawabannya akan ‘memberi’
Bisakah kita memberi
kalau kita tak pernah menerima?
Maka bagiku yang penting
bukan memberi tetapi menerima.
Menerima bahwa kita
mampu memberi tanpa sombong
dan menerima bahwa kita saat ini
belum bisa memberi dengan tulus tanpa kemarahan

mencoba bangkit

Anda pasti kecewa jika mengalami kegagalan, tapi itu menjadi takdir Anda jika Anda tidak mencoba untuk bangkit kembaliBeverly Sills (1929-2007), penyanyi opera asal Amerika Serikat

Monday, May 16, 2011

GULITA HITAM

‘kau tak akan pernah menjadi yang kau harapkan
buang saja mimpimu
sampai kapan pun kau tak akan menjadi
percayalah saja itu kehendak Sorga’
teramat nyaring suara ini
terlalu tajam, meluakaiku
ah.....! betapa malangnya aku
seperti Kain aku
terlunta dan tersuruk sendirian
terseok-seok tanpa mampu
mengangkat kaki dan kepalaku
seluruh tubuh batinku ada meterai
yang membuat hidupku begitu hina
tak bersisa lagi harganya

kejam terasa realita ini
kekuatan dari manakah yang sanggup menopangnya?
tak puaskah jiwa ini bagai disantet
selama bertahun lamanya?
mendung itu memang tak mencair jadi hujan
tapi juga seperti tak bergerak
makin hari semakin gelap
gelap yang memenuhi batinku
aku capek
menahan derita ini

tlah salahkah jalanku?
tlah kelirukah pilihanku?
andaikan keliru, mengapa aku merasakan juga kebahagiaan di jalan-jalannya?

Kain aku jadi bisa merasakan pahitnya situasi hidupmu
Ayup seperti inikah penderitaanmu dulu?

Harapan vs Tantangan

Bagaimana caranya menjadikan diri kita senantiasa optimis
dan tak akan kehilangan gairah dalam perjuangan hidupnya?
Kita mesti membuat kedua hal ini seimbang :
memiliki harapan yang cukup besar
dan tantangan yang tak berlebihan.
Karena ketika harapan lebih besar dari tantangan,
kita akan menjadi pemimpi
dan ketika tantangan lebih besar dari harapan,
kita akan ketakutan.
Buatlah dirimu tak pernah kehilangan alasan
untuk senantiasa berharap
sekaligus tak pernah kehilangan
menemukan cara menghadapi tantangan.

keyakinan

Agar bisa maju, Anda perlu yakin pada diri sendiri, teguh pendirian, dan percaya diri melaksanakan keyakinan-keyakinan ituSinclair, pebisnis dan motivator kelahiran Inggris