Hal-hal sepele membuat kesempurnaan, dan kesempurnaan bukanlah hal sepele

Thursday, February 17, 2011

AKU RINDU KALIAN (1)

Senja ini menjauhkanku
Dari tetesan peluh dan serentetan keluhan
Aku duduk sejenak membuat diriku
Bagai segelas air buah dalam proses pengedapan
Hening sepertinya berhenti, sepertinya
Tapi sungguh bening itu
Hasil dari aneka gerakan

Aku rindu kalian
Rindu tatapan mata kalian
Yang bilang: kita satu saudara,
Duka dan derita ini membuat kita
Masuk dalam alur ‘menjadi saudara’
Bukan orang lain
Bukan orang asing
Relasi kita tak lagi aku-dia
Tapi aku engkau…..kita!

Aku rindu kalian
Rindu diskusi perbincangan dalam laporan
Yang menyatakan: kita belajar bersama
Tragedi yang menyibahkan darah ini
Membuat kita menjadi rombongan
Yang sedang berjalan bersama

Aku rindu kalian
Rindu duduk bersama di ruang tengah
Mempersiapkan titi-titik tujuan
Sambil sesekali berujar……
Timbunan beras kita menipis
Tumpukan mie kita tinggal selutut

Aku rindu kalian
Rindu terguncang-guncang di atas truck
Ditimpa teriknya mentari
Dan pekatnya debu jalanan
Tak jarang juga derasnya hujan
Sembari ciptakan celoteh-celoteh
Lucu dan ringan

Aku rindu kalian
Rindu terjaga sampai subuh mengetuk telinga kita
Karena kita dibenamkan
Dalam pembuatan kupon-kupon

Aku rindu kalian
Rindu mencicip olahan beras dan ikan
Yang karena cinta seorang Umi
Membuat kita betah di sana
Membuat hati kita diisi oleh kelembutan

Tuesday, February 15, 2011

SETIA YANG UTUH

Apakah kalimat ini mampu membawa perubahan?
Atau mampukah perubahan dibangun dari sebuah tulisan?
Jawabnya … semoga harapan ini seperti akar menemukan nutrisi dalam tanah
Aku sudah lupa
Kapan aku bilang bahwa Allah yang kita sembah itu yang akan menjaga kita
Saat matamu tak mampu melihat tubuhku dan mataku tak menangkap gerakanmu
Aku sudah tak ingat
Kapan aku bilang bahwa saat sendiri adalah saat dimana kita berjuang habis2san melatih diri
Agar saat kita bersama kita menjadi lebih luar biasa

Aku yakin dengan hatiku bahwa engkau sungguh menjaga hidupmu, hatimu, pikiranmu dan sebagaimu
Tapi aku tak begitu yakin bahwa orang-orang yang disekitarmu melakukan hal itu
Ini bukan perkara cemburu
Atau hati yang panas oleh kecurigaan yang tak beralasan
Tapi ini soal tidak pas saja
Mata rantai itu akan mulus bergerak jika ia berada di antara mata gir
Sms itu secara nalar memang tidak bisa dianggap sebagai salah atau keliru
Apa salahnya dari kalimat … apa kabar cantik……
Atau … lagi apa ya sekarang …
Tapi jika kalimat sms itu dikirim pada tengah malam atau pagi hari
Apakah ini wajar untuk pengirim yang sudah beristri kepada istri orang lain?
Ini bukan perkara cemburu atau terlalu berpikir negatif
Apakah yang harus dipakai sebagai alas an

Cobalah merenungkan perumpamaan ini …
Bila seumpama di pinggir jalan engkau menemukan sebuah hp yang tergeletak
Saat engkau berusaha menemukan siapa pemiliknya
Engkau mendapati ada sms pendek … apa kabar cantik….
Dikirim jam setengah satu pagi oleh nomor yang tidak asing bagimu
Memang tidak ada namaku di sana tapi dua belas digit itu kau kenal sebagai milikku
Apakah engkau akan membiarkan hatimu tetap percaya dengan keyakinanmu selama ini?
Bahwa aku adalah suami yang baik?
Adalah suami yang setia?
Adalah suami yang lurus dan tidak serong jalannya?
Apakah engkau akan menanggap bahwa ada angka dengan jumlah dua belas itu ada juga yang memiliki?

Menikah itu bukan soal raga yang disatukan melalui kelamin
Juga bukan soal nyambung perkara hati
Kalau kita menikah itu kita menikahi semua adanya pasangan kita
Ya raganya, ya pikirannya, ya hatinya, ya mimpinya, ya kegelisahannya, ya kesuksesan,
ya kegagalannya untuk menjadi mulus, ya kesulitannya untuk tidak terus berkelit dalam banyak alas an
menikah itu bukan mengorbankan kesenangan kita
tapi dengan rela hati menyingkirkan diri dari menuntut adanya kesenangan buat diri sendiri
atau atas nama tali silaturahmi menjadi benar adanya
kalau kita tidak melakukan ini dan itu dan secara ekstra menjaga diri dari relasi masa lalu
kita tidak akan pernah menjadi sempurna
kalau kita berjuang dengan susah payah dengan banyak batas terutama soal berelasi
itu hanya supaya kita memiliki kesetiaan yang utuh
bukan hanya ketika mata mampu melihat
dan rasa mampu menangkap
tapi karena aku telah menjual seluruh kebebasanku untuk terikat tanpa batas
pada orang yang berdiri di sampingku ketika aku mengucapkan janji mau hidup
sampai maut memisahkan kita

sungguh …
ini bukan soal emosi hati
atau kebanyakan orang mengatakan … ini kecemburuan
tapi ini cara yang tepat untuk meraih kesetiaan yang utuh
karena engkau adalah satu-satunya orang yang aku pilih
untuk terakhir kali kugenggam ketika nyawaku hendak terpisah dari raga
maka aku berharap engkau mau melatih diri untuk mencapai hal ini