Senja ini menjauhkanku
Dari tetesan peluh dan serentetan keluhan
Aku duduk sejenak membuat diriku
Bagai segelas air buah dalam proses pengedapan
Hening sepertinya berhenti, sepertinya
Tapi sungguh bening itu
Hasil dari aneka gerakan
Aku rindu kalian
Rindu tatapan mata kalian
Yang bilang: kita satu saudara,
Duka dan derita ini membuat kita
Masuk dalam alur ‘menjadi saudara’
Bukan orang lain
Bukan orang asing
Relasi kita tak lagi aku-dia
Tapi aku engkau…..kita!
Aku rindu kalian
Rindu diskusi perbincangan dalam laporan
Yang menyatakan: kita belajar bersama
Tragedi yang menyibahkan darah ini
Membuat kita menjadi rombongan
Yang sedang berjalan bersama
Aku rindu kalian
Rindu duduk bersama di ruang tengah
Mempersiapkan titi-titik tujuan
Sambil sesekali berujar……
Timbunan beras kita menipis
Tumpukan mie kita tinggal selutut
Aku rindu kalian
Rindu terguncang-guncang di atas truck
Ditimpa teriknya mentari
Dan pekatnya debu jalanan
Tak jarang juga derasnya hujan
Sembari ciptakan celoteh-celoteh
Lucu dan ringan
Aku rindu kalian
Rindu terjaga sampai subuh mengetuk telinga kita
Karena kita dibenamkan
Dalam pembuatan kupon-kupon
Aku rindu kalian
Rindu mencicip olahan beras dan ikan
Yang karena cinta seorang Umi
Membuat kita betah di sana
Membuat hati kita diisi oleh kelembutan
No comments:
Post a Comment