Hal-hal sepele membuat kesempurnaan, dan kesempurnaan bukanlah hal sepele

Saturday, December 11, 2010

CATATAN HARIAN (4)

*** Lintasan keempat ***
Engkau kerap bilang:
aku perlu menjaga perasaannya, mereka
dan aku selalu nekad untuk tak henti bilang:
tapi engkau tak harus
dengan mengorbankan perasaanku
dan engkau dengan amat lincah menjawab
ingatkan aku bila aku mulai mengorbankanmu

Aku ingat perbincangan itu
ketika aku menyaksikan pertengkaran
dalam keluarga yang memberiku tempat berteduh
barang semalam tuk menyusun kekuatan
sebenarnya aku menolak
ketika mereka memintaku singgah
karena bagiku dimana saja aku tak jadi soal
siapa sich yang sekarang mau menaruh hati
pada mahkluk yang tak lagi mempunyai apapun
dalam hidupnya?

Sang istri bilang:
kalo kita tidak lekas membayar uang kontrakan
untuk bulan ini
aku jadi tak enak pada tuan rumah
taon lalu dia sudah membebaskan
uang kontrakan kita
masakan sekarang kita tetap enggak bisa?
Aku perlu menjaga perasaannya
Hening membangun jeda
sesaat setelah tarikan nafas, sang suami menyahut:
istriku, tak taukah engkau bahwa tak ada lagi
yang mau mengupah aku?
Tak taukah engkau bahwa aku sudah merelakan banyak piring beserta isinya
hanya untukmu dan anak-anak kita?
Ketidakmauanmu untuk mengerti
sesungguhnya tanda bahwa engkau
sedang mengorbankan perasaanku

Kutarik nafasku panjang-panjang
aku berdehem untuk menyatakan bahwa
dari tadi sebenarnya aku mendengar celotehan mereka
Kawan yang baek hati
masih perlukah kita bicara soal perasaan
bila yang utama belum tertanam dengan baik
adakah diantara kalian temali cinta
yang saling mengikat untuk bersatu?
Bila itu telah ada
mengapa kalian mempersoalkan posisi dimana engkau harus berdiri atau duduk?
Ruangmu sudah ada dan tak akan
diberikan pada yang lain
bagianmu telah pasti dan tak tergantikan lagi
meskipun -mungkin- cuma sekedar untuk background

No comments: