*** Lintasan kedua ***
Berjalan dalam gelap
sendirian
kini menjadi bagian dalam hari-hariku
Sebenarnya tidak bisa dikatakan ‘sendirian’
karena pada hatiku telah termeterai
hati pemilik raga langsing
yang pernah membuat arca Bunda tersenyum
Itu bekal yang masih ada
karena memang segalanya telah diinjak-injak
Aku terus berjalan
aku berjumpa dengan banyak orang
yang dulu juga pernah kujumpai
tapi sepertinya mereka tak lagi mengenaliku
dilupakan adalah kesedihan yang tak terkira
tapi lebih baek ketimbang terus dikenang
karena kejahatan
Aku terus berjalan dan terus maju
tak perlu aku berpikir apa yang akan terjadi
karena apapun yang harus terjadi
pasti terjadi sekalipun aku tak memikirkannya
tidak membebani hari ini
dengan pikiran yang tidak tentu
adalah kekuatan untuk bisa terus maju
Bila aku lelah berjalan
kusandarkan tubuhku pada batu atau pohon
bila tiada, kubaringkan saja di hamparan tanah
bila aku ingin bercakap dengan orang,
kudatangi mereka
bila aku ingin sendirian, kulanjutkan perjalananku
diam adalah bagian terpenting dalam perjalanan
sebab di sanalah luka-luka menjadi sembuh
dan mendatangkan air mata kebahagiaan
sebab di sanalah kesembuhan menjadi kesengsaraan
dan mendatangkan gelak tawa kepedihan
No comments:
Post a Comment