Hal-hal sepele membuat kesempurnaan, dan kesempurnaan bukanlah hal sepele

Monday, November 1, 2010

CELOTEH MURAI-MU

Angkasa biru ini,
ternyata tetap untukku, Sobat.
mentari pagi, senja dan terik panasnya
juga tentap untukku
Sungguh aku tak pernah membayangkan
aku bisa keluar dari belenggu pekat ini
aku tak pernah mengira
bahwa akhirnya aku berjumpa denganmu
meski cuma seumur jagung
tapi itu lebih dari cukup

Sobatku, masihkah kau ingat
saat kau temukan aku pertama kali?!
Aku bertengger di sebuah ranting di tepi jalan
pada pohon yang mulai lapuk usia
Tubuhku dingin dibalut hujan semalam
bulu sayapku patah semuanya
sementara yang lain dibasahi oleh air hujan
Tiada hasrat di hati
untuk membuka paruh
menyanyikan tembang-tembang cinta
memuji alam dan penciptaNya

Kau tahu Sobat,
bahwa mataku mengalirkan air kepedihan ?!
hatiku pedih melihat perlakuan keji
jiwaku merintih karena himpitan kecurigaan

Kau tahu Sobat
aku sudah tak berpengharapan lagi
terlalu berat beban yang harus kutanggung
mereka memeras tenagaku untuk menghibur dirinya
tapi setelah itu mereka berkata
Murai kecil,
suaramu terlalu ke kanak-kanakan
kapan kau menjadi dewasa?!
Murai kecil
kau memang baik hati
tapi kebaikanmu tidak pada tempatnya
Jangan keliru,
bukannya kami tidak percaya padamu
tapi kamu masih terlalu muda
untuk menjadi bijak
lebih baik kau cepat pergi dari lingkungan kami
jangan rusak suasana rumah dan komunitas kami
jangan sok jadi pemimpin
karena di sini yang memimpin adalah kami

Sobat, pedih hatiku saat itu
siapakah aku ini
hingga mereka begitu perkasa
menjejakkan kakinya di dadaku?!
bukankah mereka juga diciptakan seperti aku ?!
bukankah mereka juga mengabdi
pada Dia yang aku abdi ?!

Aku telah banyak kehilangan kawan-kawanku
aku telah banyak kehilangan
kesempatan indah dan bahagiaku
tugas perutusan menjadi salah satu senar biola
di konser pencipta
terasa semakin berat dan membebani
aku tak sanggup menyelesaikannya
tlah kupupus indahnya cita-citaku
tlah kulacikan suka-cita masa depanku
kularikan tubuhku di antara lambaian tangan
sahabat-sahabatku yang masih setia
tlah cukup perjuanganku selama ini
lelah sudah hatiku bertahan dan melompat
dari satu dahan ke dahan yang lain
sampai akhirnya matamu menemukanku
tanganmu membelai tubuhku
dadamu menghangatkan hatiku
dan bibirmu mengecup paruhku
sambil berkata
kau kini bersama aku
kini kau tidak sendiri

Itulah saat pertama kali aku tersadar
betapa dalam dan indahnya sebuah cinta
sebuah kebetulan
sebuah perjumpaan
dan sebuah persahabatan

Kau bagiku
tak hanya sebuah ranting
tempatku bersinggah sejenak
tapi sebuah klinik yang membuat
kaki, sayap dan mataku
kembali mampu berdiri kokoh,
merentang lebar,
dan menatap tajam
menyongsong masa depan

Kau bagiku
tak hanya sebuah hati yang baik untuk bersandar
tapi sebuah balok cinta
yang memiliki pengertian yang utuh dan hangat
hingga hatiku mampu
memunculkan tunas harapan
untuk berani bergumul lagi di ladang cinta
hingga hatiku mampu mengucapkan
aku memaafkan kamu wahai pendurjanaku
hingga hatiku mampu melihat kembali
kebaikan-kebaikan tanpa dilambari
seribu perasaan curiga

Aku bersyukur pernah jatuh
ke dalam pelukan kasihmu
aku bersyukur karna kau pernah singgah
di perjalanan sejarah hidupku
emasnya hatimu
kan kujadikan kekuatan
meneruskan langkah panggilanku

Sobat, andai sekarang kau ada di sebelahku
kau pasti bahagia
karena melihatku telah benar-benar
menjadi mahkluk yang sembuh
ingatlah bahwa semuanya ini
karena kamu
bahwa Dia yang menghendaki aku sembuh
aku tak mengingkarinya
tapi bahwa kau yang melakukannya untukku
aku tak pernah mau melupakannya

Benarlah Sobat apa yang kau katakan
sebelum aku melayang-layang kembali
hidup itu bukanlah sebuah keadaan
bertahan, bertahan, dan bertahan
tapi sebuah keadaan
yang menyajikan kepada kita
aneka anugerah
untuk disyukuri dan dinikmati
juga dibagikan

No comments: