Hal-hal sepele membuat kesempurnaan, dan kesempurnaan bukanlah hal sepele

Tuesday, October 19, 2010

TAK TERPISAHKAN

Rosalia Dini Marianingrum
sebatang cemara
yang diharap tetap langsing namun kuat
di sela rasa yang beragam
ku tetap ingin meyakinkanmu
bahwa kita tetap satu
kirimkanlah balasan
bila kau usai mengeja huruf-huruf ini

'perjalanan kali ini melelahkan sekali'
'ya, untung kau ada bersamaku'
'itu pasti dan untuk selamanya'
semoga itu juga yang ada di benak Sang Ilahi'

sementara semilir angin mengusap wajah-wajah
untuk kesekian kalinya kubiarkan mataku
mencermati indah bola mata
yang sesekali kau selipi dengan sebuah senyum
itukah yang membuat cuaca hatiku
tak pernah mengalami mendung?

Pengembara muda.... engkaukah itu?
cepat pergilah engkau dan tinggalkan bongkahan itu
Aku heran dan amat terkejut
dari manakah mereka datang
hingga lingkaran itu tiada lagi berlubang?
melihat tampangnya
mereka itu bagai srigala-srigala kelaparan
tangannya mengacung-acungkan
seperangkat benda lancip
dan mulutnya.....
menebar aroma dan kata yang memuakkan
cepatlah pergi engkau
sebelum kami berubah pikiran

Sang Ilahi
tunjukkan kebijakanmu
Pengembara muda, temanku selama ini
bongkah itu mendekapku erat
ini saat yang tepat untuk mencintaimu
untuk menunjukkan bagaimana harus setia
aku diam, tak mengerti arti kata-katanya
Dilepas diriku dan dengan enteng ia melangkah
yang kalian inginkan aku dan bukan dia
yang kalian khawatirkan seharusnya diri kalian sendiri
dan bukan aku atau dia
Wahai manusia-manusia berhati picik
dengar kata-kataku kali ini
Berhentilah menjadi budak kecemasan
yang tampilkan diri sebagai penjaga tradisi
Berhentilah menjadi seorang pelarian
yang tampilkan diri sebagai penolong budiman
Langit angan-anganmu telah berakhir
Senja citamu harus masuk liang lahat
Lihatlah kini
dongkakkan kepalamu yang keras itu
dan hatimu yang membatu
kepandaianmu tak mampu menghela nafasmu
ceramahmu tak menunda kekejian jiwamu
Kalian boleh menghancurkan apa pun
tapi jangan berharap untuk kali ini
Bongkah hati kembali mendekatiku
Teman.....
inilah saatnya hari pengurbanan itu
bukalah seluruh inderamu
tapi jangan gerakkan
biarlah keheningan hati dan budi kita
menjadi perisai bagi kita

Ditenggelamkannya kepalaku di dadanya
ada kedamaian tercicipi oleh hatiku
Dia terus mendekapku erat
sementara arak-arakan itu kian dekat
dan aku tak lagi tahu akan apa yang terjadi
karena kini aku seperti ada di dunia lain

tanganku dan tangannya tetap bergandeng
langkahku seirama dengan detak nadinya
senyumku gambarkan sisi hatinya
dan aku merasa
aku bersatu dengannya

teman.......
kini kita tak lagi bisa terpisah !

No comments: