dik, aku masih memegang
butiran kata-kata leluhurmu
‘jangan rikuh dan malu-malu pada kami
anggaplah sebagai keluargamu’
jujur dalam hatiku
aku bahagia akan kata tulus itu
itu juga yang membuatku
mengatakan bahwa kini
engkau bagian dari kehidupanku
mengapa aku bahagia?
ingatkah engkau bahwa yang kita imani pernah bilang:
‘Aku datang untuk memberi hidup kepadamu
milikilah itu secara penuh
lengkap dengan segenap kelimpahannya’
hadirnya engkau dan orang-orang yang mengasihimu
dalam ruang kehidupanku
menyatakan kepenuhan dan kelimpahan
yang dijanjikan
dik, jadilah engkau adikku
berapa lama? Selama engkau mau
sampai kapan? Sampai engkau tak lagi merasakan
bahwa persaudaraan ini membuatmu
menjadi lebih penuh dan lebih berlimpah
No comments:
Post a Comment