malam ini cerah
bintang mulai berkeliaran di atas sana
sesekali terlihat bergerak
entah cuman berpindah entah jatuh
aku tak mau terlalu memikirkannya
kuambil tanggaku tapi tak cukup
kulari memanjat puhon durian tetap gak cukup
kudaki Gunung Salak tak juga cukup
aku pulang untuk membawa keduanya
dan berlari ke atas Gunung Salak
tapi ternyata juga tak sampai
aku berlari ke rumahmu
untuk bertanya siapa tahu permintaanmu berubah
berpakaian pesta
dengan wajah memandang ke atas
aku jadi amat sedih
kutinggalkan engkau tapi saat aku melihat angkasa
seperti ada yang bergerak
tanpa banyak pertimbangan aku segera berdoa:
‘Wahai Dewata, ambilkanku bulan
untuk hadiah adik tersayang
tapi saat mataku kubuka perlahan
di atas angkasa itu nampak tulisan besar:
kita tak memiliki sayap malaikat
kita manusia biasa
mungkin kita bisa menolong orang lain
itulah pekerjaan kita
perbuatan buruk tidak selalu hitam
sayang sekali di dunia ini hanya segelintir
orang
yang berpikir seperti itu
yang bersedia mengulurkan tangannya
yang bersedia menjadi malaikat tanpa sayap
meski tak begitu memahaminya
aku segera berbalik kepadamu
dan dengan
keyakinan kukatakan ini:
kita tak selalu di jalan terang
karena hidup ini bagaikan roda
kadang gembira kadang menderita
saat gembira adalah saat berbagi
saat menderita adalah saat memurnikan
motivasi
itulah hidup kita
sayang tak semua dari kita percaya akan hal
itu
matahari yang cemerlang
namun juga rembulan yang redup
tapi redup yang tak meremangkan sebuah asa
sehingga aku tak perlu lagi bersedih
karena dirimu adalah rembulan itu sendiri
segera kutinggalkan engkau
tak kuhiraukan apakah engkau mengerti atau tidak
dengan semua ucapanku
dan ketika aku masih ada dalam jangkauan penglihatanmu
kuserukan:
slamat ulang tahun …..
panjanglah umurmu wahai rembulan !
No comments:
Post a Comment