sejumput asaku melayang
menyibak ruang
yang lama tak kutengok
melahirkan butiran-butiran kerinduan yang tercemar
oleh setitik penyesalan
kadang manusia tak memiliki daya
untuk mengucapkan bahasa kalbu
lalu
menguburkan segala yang sempat tersusun
adakah waktu tersisa untukku?
adakah bahana jiwa masih boleh melantunkan
sebaris sesak di sukma ini?
ataukah semua pintu telah tertutup untukku?
hanya karena tradisi tak menganggukkan kembali
barisan persetujuan?
kalau aku sekarang tiba-tiba memikirkanmu
itu bukan oleh dorongan hasrat kepemilikan
tapi aku hanya rindu mencecap
bening sorot matamu
indah barisan senyum yang selalu
menyimpan selaksa ketakmengertianku
lekuk lincah tuturan hatimu
dan kehangatan perjalanan ikatan hati seorang sahabat
aku tahu ini waktu yang tidak tepat
tapi aku tahu bahwa lari kembali dari dirimu
akan semakin membuatku kehilangan alasan
untuk tersenyum
malam di mana kenangan akan dua sahabat hati,
tak pernah bisa aku ingkari
No comments:
Post a Comment