Perubahan itu penting. Karena penting maka mesti direncanakan apalagi bila
perubahan itu melibatkan banyak hal. Baik bila sebelum membuat sebuah perubahan
kita mempelajari 5 tahapan mencapai perubahan agar sungguh bisa menjadi
pengawal yang baik yang menghantar semua sasaran menuju perubahan yang
dimaksudkan.
1.
Tahap pertama : Penolakan
Fakta bahwa
manusia cenderung dengan spontanitasnya menolak perubahan. Mengapa? Karena
perubahan itu selalu berarti mengusik (usil) paradigma yang telah ada,
mengganti kebiasaan yang dirasakan sudah cukup tertata, menuntut penyelesaian
(membuat ada banyak energy tercurah untuk tak hanya sekedar ikut arus/mengalir
saja), dan menimbulkan stress. Fakta penolakan ini akan sedemikian mencuat
dengan satu tujuan perubahan tak jadi dibuat.
Ditahap ini
dibutuhkan sosialisasi yang terpadu berupa ajakan untuk memahami alas an dasar
perubahan yang ingin dilakukan. Panduan-panduan praktis bisa dipasang di
tempat-tempat yang bisa dengan mudah dilihat agar terus dibaca dan dipelajari.
Semakin sering dibaca dan diingatkan, orang akan merasa tidak aneh lagi.
Di tahapan
kedua ini proses akan terasa lumayan berat dan tidak mengenakkan. Kita akan
melihat perilaku-perilaku yang menampilkan dirinya sebagai megeluh di
sana-sini, mencela, pesimis, tertutup-diam, menjatuhan dengan
sindiran-sindiran, menjadi suka mengatur, tidak disiplin. Kalau ini sudah
terlihat, maka mesti dilihat bahwa proses menuju perubahan itu sedang berjalan.
Di tahap
ini dibutuhkan pemotivasian yang kuat. Contoh-contoh yang hidup (teladan) mesti
secara teratur didemonstrasikan. Tujuannya agar orang terbantu untuk
membiasakan diri. Orang dibantu untuk melihat bahwa perubahan itu sangat
berguna bagi masa depannya.
3.
Tahap ketiga : Melepaskan
Di tahapan
ini, proses keterbukaan dan kemauan untuk mau meninggalkan masa lalu dan mulai
melihat kemungkinan-kemungkinan di masa depan, terlhat. Kita bisa melihat
indikasi itu dari perilaku yang mulai berbicara secara terbuka dan positif,
mulai berani mengungkapkan pendapat, mulai bertanya dan membahas tentang
perubahan tersebut, mulai melihat kemungkinan untuk ikut memecahkan persoalan
bila terjadi kendala dalam proses perubahan itu. Kepercayaan yang sebelum tahap
ini terlihat luruh oleh kecemasan-kekhawatiran mulai kembali terlihat semakin
hilang dan diganti dengan kepercayaan diri
Di tahap
ini butuh didampingi agar tidak merasa sendirian. Sebuah tepukan dibahu
disertai tatapan mata yang meyakinkan akan melahirkan semangat untuk terus
maju, mengikis keraguan yang masih tersisa.
4.
Tahap keempat : Beradaptasi / Menyesuaikan
diri
Di tahapan
ini akan semakin jelas terlihat langkah perkembangan dari akan berhasilnya
sebuah perubahan. Hal itu ditandai dengan adanya kesadaran diri yang tumbuh
dibarengi dengan kemauan kuat untuk mecoba perilaku baru. Pasti akan masih
ditemukan unsur malu-malu, kikuk dan menghindari komentar. Mulai bekerja dengan
standart baru dan berjalan dengan langkah pasti menembus dinding perubahan.
Di tahap
ini diperlukan dukungan yang kuat. Pujian dan reward untuk hal-hal yang telah
mereka lakukan dengan berani mencoba mengubah prilaku dengan acungan jempol dan
tepuk tangan adalah pilihan yang cerdas.
5.
Tahap kelima : Internalisasi / pendalaman
/ pembatinan
Di tahapan
ini akan perubahan telah terjadi. Fenomen yang akan tertangkap adalah
terlihatnya prilaku baru yang telah merasa nyaman dan mengganggap yang tadinya
aneh menjadi biasa, normal dan wajar dilakukan dalam hidup keseharian. Bahkan
akan muncul sebuah gerakan atau pandangan merasa aneh bila melihat ada yang
tidak melakukan. Di tahap ii, juga akan terlihat orang dengan mantap
melaksanakan system yang baru karena telah dianggapnya masuk akal (diterima
nalar sebagai logis, baik dan benar untuk dilakukan)
Di tahap
ini yang diperlukan adalah penegasan atas tindakan atau perilaku yang
ditunjukkan itu sungguh benar dan tepat. Sebuah acara minum teh bersama untuk
merayakankeberhasilan adalah tawaran yang tak perlu lagi diperdebatkan. Di
tahap ini bisa juga diisi dengan sharing dari beberapa orang tentang bagaimana
ia berjuang melakukan perubahan itu. Juga baik bila acara kilas balik ini
ditulis di mading (misalnya), agar saling menguatkan.
Hidup tetap bisa berjalan entah disertai perubahan entah mengalir begitu
saja. Tapi jika hidup dijalani dengan menyertakan perubahan-perubahan yang
baik, tak hanya akan membuat kita bersemangat menjalani hidup tapi akan terwujud
panggilan memiliki hidup yang berbuah (mentes) dan buah itu berkelimpahan.
No comments:
Post a Comment