Hal-hal sepele membuat kesempurnaan, dan kesempurnaan bukanlah hal sepele

Saturday, November 20, 2010

JUMAT MALAM

untuk sahabatku
dan mereka yang menganggap diri sebagai sahabat
saat tubuhku tak mampu menghindar
dari tebaran jala sang dewi malam
yang menjadikanku tawanan pada puri-purinya
ada sepenggal kalimat meminta jawaban
aku berpikir tentang komunitasku
aku atau kita yang harus berubah ?!
setahu ingatanku aku telah menunjukkan diri
untuk tidak lelah berubah
tapi tak juga menunjukkan adanya perubahan
setahu ingatanku aku telah menghabiskan
banyak waktu untuk merenungkan
tapi perubahan itu tak kunjung tiba
setahu ingatanku aku telah banyak kehilangan
belaian jemari lentik sang dewi malam
tapi nampaknya perubahan itu
bagaikan sebuah kesia-siaan
aku tahu kesabaran itu tak boleh lekas menjadi puas
tapi bagaimana aku bisa lebih lama
bila selalu saja engkau mengatakan
inilah aku, ya seperti ini
aku tahu kesabaran itu tak boleh segera pudar
tapi bagaimana aku bisa terus begini
bila selalu saja engkau dengan keyakinanmu
menjejali semua ruangku dengan kata-kata
‘ ini proses ’
aku tahu kesabaran itu perlu dijalani
dengan sepenuh hati
tapi bagaimana aku bisa melakukan itu
bila kau nampaknya tak juga puas
menggoreskan luka pada hatiku

sahabat, yang berubah itu seharusnya kita
tidakkah kau yakin akan hal itu ?!
Pernahkah kau berpikir tentang kita ?!
Pernahkah dalam hidupmu satu kata itu
lebih tinggi prioritasnya ketimbang kata kau ?!
Andaikan selama ini engkau lupa
dengarlah kata-kataku:
renungkanlah tentang kita !
Bila engkau mau
aku akan menambah waktuku
untuk bersabar dan menunggumu

jalan yang kita tapaki dan semoga selamanya
adalah jalan yang sama
gerbong yang membawa kita dan semoga selamanya
adalah gerbong yang sama
perhentian yang akan mengistirahatkan kita
adalah perhentian yang sama
jadi bagiku sebuah kesia-siaan jika kita terus hidup
dalam arena yang terus saling menyakiti
adalah sebuah kebodohan kalau kita tak juga
menyelesaikan semua ini
adalah kesaksian cinta yang macam apa
yang akan kita teriakkan dari mimbar imamat kita

sahabat, aku tahu dengan pasti
bahwa diriku saat ini terluka
dan aku mengerti bahwa tindakan, kata dan sikapmu yang seperti itu
pasti juga karena engkau sedang terluka
kini ulurkanlah tanganmu agar aku bisa menggandengmu
masuk pada hari-hari penyembuhan
kurasa waktu kita tak cukup panjang lagi
karena dunia telah sangat menantikan
kita berdiri di atas mimbar imamat
menyuarakan indahnya cinta Allah
yang menyembuhkan kita
menunjukkan pada mereka bahwa kita tim
tak hanya dalam karya
tapi juga dalam hati dan roh

sahabat, sekali lagi
yang harus berubah itu kita
tak cukup aku saja atau engkau saja
tapi kita, engkau dan aku

No comments: